Top 3 Languages I Want to Learn

July 23, 2018

Image result for language
Icha dan bahasa itu kayak… seorang gadis yang tergila-gila pada pangerannya. Halah, perumpamaan yang aneh. Yang pasti, sejak kecil aku seakan sudah ditakdirkan untuk berjodoh dengan bahasa dan kata-kata. Hipotesis kuat: Efek punya Mamah cerewet, anaknya ketularan, ngomongnya jadi banyak, temponya cepet, suaranya kenceng (plus cempreng). Selain banyak ngomong, Mamah dan Papah juga membuat default setting-ku selalu dekat dengan buku. Yang ini udah nggak perlu ditanya, nggak sekali dua kali aku membicarakan kecintaanku pada buku.

Mungkin berawal dari situlah, aku tumbuh dan berkembang menjadi orang yang sangat menyukai bahasa. Dalam beberapa kali psikotes atau tes IQ, kemampuan bahasaku mendapatkan nilai paling memuaskan. Aku merasa cepat mempelajari bahasa baru, setidaknya untuk tata bahasa standar dan percakapan dasar. Suamiku bahkan memujiku untuk hal ini (yang mana sangat susah mendapatkan pujian darinya terkait kecerdasan). Jangan berharap aku semacam anak sastra yaa, mentang-mentang suka bahasa njuk aku diharapkan bisa berkisah atau bersajak-rima. Masih jauuuuuh.

Anyway, menjadi polyglot adalah salah satu mimpiku. Aku ingin bisa bicara dalam setidaknya enam bahasa, selain bahasa Indonesia dan Jawa yang sudah jadi mother language. Mempelajari banyak bahasa asing ternyata juga punya banyak manfaat, di antaranya mencegah alzheimer dan demensia. Sejauh ini, bahasa Inggrisku masih dalam perjalanan untuk membuatku bertahan hidup (LOL). Namun aku lemah dalam kosakata. Cakupan vocabulary-ku sangat sempit. Jadi untuk urusan bahasa Inggris, berlatih bicara dan banyak membaca adalah langkahku menuju kelancaran. Tapi namanya juga kaum INFP, melihat sesuatu yang baru sama dengan ngiler untuk menjajal. Saat ini ada beberapa bahasa baru yang ingin kupelajari. Here the top 3 of them.

  1. Jepang. Aku mulai suka Bahasa Jepang sejak SMP, nggak lain karena lagu-lagunya Utada Hikaru (yang berawal dari lagu berjudul Hikari). Mulai SMA dan kuliah, aku suka nonton anime dan dorama (drama Jepang), lalu jadi makin ingin belajar. Habis lulus S1, sementara menunggu bukaan pendaftaran S2, aku memanfaatkan waktu dengan les bahasa Jepang. Saat itu baru level sangat basic dan aku ingin melanjutkannya lagi, tapi belum ada waktu. Selain karena suka, aku yang dasarnya kepengen banget travelling ke Jepang ini merasa perlu belajar karena hanya sangat sedikit orang Jepang yang bisa Bahasa Inggris. Kalau mau ke sana, nggak lucu banget kalau aku nggak bisa berkomunikasi dan baca tulisan atau tanda di sana. Kesasar di negeri orang kan berabe. Bahasa Jepang ini menurutku cukup mudah dilafalkan, tapi susahnya mungkin di bagian menghafal huruf kana dan kanji.
  2. Korea. Ini sih gara-gara sering nonton drama dan variety show waktu kuliah. Kebiasaan ngikutin jadinya ngomongnya sekarang eotteohkkhae-eotteohkkhae gitu. Di luar dugaan, Bahasa Korea cukup mudah dipelajari. Dari segi tulisan, kuakui Hangul lebih mudah dihafalkan, dibaca, dan ditulis (baca Kana aku masih ngeja). Meski demikian ternyata dalam urusan ejaan, Hangul termasuk ribet. Hangul terdiri dari konsonan dan vokal, nggak seperti Kana yang hurufnya merupakan bunyi atau suku kata. Kadang pengucapannya terdengar sama, tapi penulisannya dalam Hangul bisa beda. Plus, ternyata disarankan untuk nggak belajar bahasa Jepang dan Korea dalam waktu bersamaan biar nggak bingung, karena dua bahasa ini masih serumpun dan bentuk katanya banyak yang mirip.
  3. Sanskrit. Sejak dulu, kata-kata atau nama dalam bahasa Sanskrit entah kenapa bagiku terdengar indah. Meski faktanya kosakata bahasa Indonesia dan Jawa banyak yang merupakan serapan dari Sanskrit, bahasa asing ini nggak banyak dipelajari orang. Saat ini bahasa yang paling dekat dengan Sanskrit mungkin bahasa Hindi atau bahasa India. Menurut Mamah yang pernah mempelajari bahasa ini saat kuliah, Sanskrit adalah bahasa yang rumit dari segi tata bahasa dan tulisan (Sanskrit menggunakan tulisan Devanagari yang sering kita jumpai di sinema India). Tapi justru itu yang membuat Sanskrit begitu menantang untuk dipelajari. Apalagi ada Sanskrit dalam namaku. Hoho.
Sebenarnya ada banyak bahasa yang perlu kupelajari untuk tujuan praktis, tapi yang betul-betul ingin kupelajari ya tiga bahasa itu. Kira-kira perlu belajar bahasa lain nggak ya? Any ideas?



*Image taken from Google

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts