2018: What to Change

January 01, 2018

Image result for change
  
First day on 2018.

Aku memang nggak merayakan tahun baru, tapi nggak dipungkiri, memikirkan sesuatu yang dijadikan resolusi jadi semacam kebiasaan setiap pergantian angka Masehi. Nggak terkecuali tahun ini, aku memikirkan beberapa hal yang rasanya ingin aku ubah di 2018. Tapi kalau lagi-lagi bikin resolusi semisal memperkecil nilai angka timbangan gitu kok malah jadi sesuatu yang horor dan rawan nggak terlaksana. Kayanya mending tahun ini fokus ke mental health aja. Katanya sehat atau sakitnya badan itu awalnya dari pikiran jadi mending pikirannya dulu yang dibenerin deh.

These are things I gotta change on 2018.

1. Hidup tanpa mengikuti standar orang lain
Mungkin karena aku orangnya sangat sangat kompetitif, tanpa sadar aku memandang hidup ini juga sebagai sebuah kompetisi. Dulu, orang udah pada nikah tapi aku belum, aku panik. Orang udah sampai luar negeri sedangkan aku belum sampai mana-mana, aku panik. Aku merasa berada di level yang berbeda dengan mereka. Panikku memang diam-diam, di luar biasa aja, tapi demotivated di dalam. Menggerogoti mental, takut diomongin orang di belakang karena aku yang begini cuma 'segini'. Tahun ini aku merasa perlu banget mengurangi sikap kompetitif dalam hidup dan menciptakan standarku sendiri. Dan ini harus dimulai dengan berpijak kuat pada prinsip dan nilai yang kupegang selama ini. Dalam beberapa hal mungkin standarku lebih tinggi dan dalam beberapa yang lain lebih woles dibanding orang kebanyakan. But that's ok. Yang penting tenang dan bahagia.

2. More books, less social media
Godaan social media itu emang sumpret ngeselin banget. Apapun namanya, mereka ngawe-awe, mengundang buat dibuka, di-stalk, dan ujung-ujungnya baper. Nge-sosmed itu menghabiskan kuota, wasting time dan menyerap energi mental dalam jumlah besar. I see my Mum and husband living very peacefully without social media dan rasanya kepengen banget bisa seperti mereka. Yang lebih menyebalkan, sosial media mengurangi banyak waktuku untuk baca buku. Dan karena jadi jarang baca, endurance dan konsentrasi menurun drastis banget. I honestly miss my old self yang bisa baca buku hampir 1000 halaman dalam waktu kurang dari 3 hari.

3. Baca (dan review) 25 buku dalam setahun
Ini ceritanya penerapan dari resolusi no. 2 tadi. I seriously have to invest much more time to read supaya target ini bisa terpenuhi. Malu banget di 2017 ikut reading challenge yang berujung gagal total. Tahun ini harus bikin perkembangan yang lebih baik biar suami juga makin ikhlas beliin buku, nggak dimencepin dan dibilang tsundoku karena beli buku mulu tapi banyak yang belum kebaca.

4. Menyisihkan 10% dari penghasilan di awal bulan untuk masuk tabungan
Demi tercapainya cita-cita mendatangi setiap acara nikahan sepupu dan travelling baik di dalam dan luar negeri, langkah ini harus banget dilakukan. Dan bener-bener harus keras pada diri sendiri supaya nggak kelabakan ketika ada acara atau keperluan mendadak yang butuh dana.

Semoga resolusi simpel ini bisa bikin hidupku lebih baik di 2018. Apa resolusimu? Mari berjuang sama-sama supaya harapan-harapan baik kita bisa tercapai semuanya! 😄 


*Image taken from Google

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts